PERKECAMBAHAN BENIH KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) AKIBAT SKARIFIKASI DAN PERENDAMAN

Authors

  • Mangardi - Universitas Kapuas Sintang
  • Sri Umi Lestari Universitas Kapuas Sintang
  • Sutoyo - Universitas Kapuas Sintang

DOI:

https://doi.org/10.51826/piper.v17i1.513

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh skarifikasi dan perendaman benih
terhadap perkecambahan benih karet. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Malang, dari Maret-April 2019. Rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rancangan petak terbagi (RPT) yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama
adalah skarifikasi sebagai petak utama yang terdiri dari 2 taraf, yaitu tanpa skarifikasi (S0) dan
skarifikasi (S1). Faktor kedua adalah perendaman sebagai anak petak yang terdiri dari 3 taraf,
yaitu tanpa perendaman (P0); perendaman 12 jam (P1) dan perendaman 24 jam (P2). Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA, apabila ada pengaruh nyata atau sangat nyata maka
dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
skarifikasi mampu meningkatkan persentase perkecambahan sampai dengan 12,25% dan kecepatan
berkecambah 2,31%KN/etmal. Perendaman selama 24 jam (P2) mampu meningkatkan persentase
perkecambahan 10,32% dan kecepatan berkecambah 1,96%KN/etmal. Interaksi antara skarifikasi
dan perendaman 12 jam (S1P1) merupakan perlakuan yang optimal terhadap perkecambahan
benih karet, namun tingkat perkecambahan yang dicapai tidak berbeda nyata dengan perlakuan
perendaman selama 24 tanpa skarifikasi (S0P2).

References

Direktorat Jenderal Perkebunan. (2019). Teknis

budidaya tanaman karet. Komoditas

karet. Jakarta: Departemen Pertanian.

Hartawan, R. dan Y. Nengsih. (2017). Kadar

air dan karbohidrat dalam

mempertahankan kualitas benih karet.

Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Batanghari, Jambi. Jurnal

Agrovor 5 (2).

Indraty, I. S. (2015). Tanaman karet

menyelamatkan kehidupan dari

ancaman karbondioksida. Warta

Penelitian Dan Pengembangan Pertanian

(5): 10 – 12.

Kuswanto, H. (2006). Dasar-dasar teknologi,

produksi dan sertifikasi benih.

Yogyakarta: Andi.

Lubis, Y. A., M. Riniarti, dan A. Bintoro.

(2014). Pengaruh lama waktu

perendaman dengan air terhadap daya

berkecambah trembesi (Samanea

saman). J. Sylva Lestari. 2 (2). Jurusan

Kehutanan, Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung.

Mistian, D., Meiriani dan E. Purba. (2012).

Respon perkecambahan benih pinang

(areca catechu l.) Terhadap berbagai

skarifikasi dan konsentrasi asam

giberelat (GA3). Fakultas Pertanian

USU, Medan. J. Online

Agroekoteknologi 1(1).

Nazarudin dan F. B. Paimin. (2003). Karet:

Strategi pemasaran tahun 2000

budidaya dan pengolahan. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Saleh, M. S., E. Adelina, E. Murniati dan T.

Budiarti. (2008). Pengaruh skarifikasi

dan media tumbuh terhadap viabilitas

benih dan vigor kecambah aren. Jurusan

Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,

Universitas Tudaluko, Sulawesi

Tengah. J. Agroland 15 (3) : 182-190.

Siregar, T. H. S. dan I. Suhendry. (2013).

Budidaya dan teknologi karet. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Sutopo, L. (2010). Teknologi benih. Jakarta:

PT Rajagrafindo Persada.

Suzanna, E. (2009). Pengaruh penurunan kadar

air dan penyimpanan terhadap

perubahan fisiologi dan biokimiawi

benih karet (Hevea brasiliensis Muell.

Arg.). Program Pascasarjana Institut

Pertanian Bogor.

Tim Karya Tani Mandiri. (2015). Pedoman

bertanam karet. Bandung: CV. Nuansa

Aulia.

Utomo, B. (2006). Ekologi benih. Medan:

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara.

Widyawati, N., Tohari, P. Yudono, dan I.

Soemardi. (2009). Permeabilitas dan

perkecambahan benih aren (Arenga

pinnata (wumb.) Merr.). J. Agronomi

Indonesia 37 (2) : 152-158.

Downloads

Published

2021-07-02

Citation Check