https://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/issue/feedPIPER2024-10-15T02:17:31+00:00Nurhadiah, S.P., M.Sidnurhadiah@gmail.comOpen Journal Systems<p>PIPER merupakan salah satu media/wadah untuk mengembangkan kemampuan ilmiah civitas akademika Fakultas Pertanian, terutama kemampuan berkomunikasi secara tertulis sesuai kaidah-kaidah ilmiah.</p> <p> </p> <table style="width: 100%;" cellspacing="0" cellpadding="0" align="left"> <tbody> <tr> <td style="height: 30px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: center; background-color: #008000; width: 199%;" colspan="3"><span style="color: #fff;"><strong>..:: <span class="VIiyi" lang="en"><span class="JLqJ4b ChMk0b" data-language-for-alternatives="en" data-language-to-translate-into="id" data-phrase-index="0" data-number-of-phrases="1">Journal Identity</span></span> ::..<br /></strong></span></td> </tr> <tr> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 21.231%;"><span style="color: #fff121;">Title</span></td> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 177.769%;"><span style="color: #fff121;">PIPER<br /></span></td> </tr> <tr> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 21.231%;"><span style="color: #fff121;">ISSN</span></td> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 177.769%;"><a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1613959217&1&&" target="_blank" rel="noopener"><span style="color: #fff121;">2775-5738 (Online - Elektronik)</span></a></td> </tr> <tr> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 21.231%;"><span style="color: #fff121;">Issue Frequency</span></td> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 177.769%;"><span style="color: #fff121;">2 times in 1 year, namely in April and October </span></td> </tr> <tr> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 21.231%;"><span style="color: #fff121;">DOI Prefiks</span></td> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 177.769%;"><span style="color: #fff121;">https://doi.org/10.51826</span></td> </tr> <tr> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 21.231%;"><span style="color: #fff121;">Indexing</span></td> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 177.769%;"><a href="https://scholar.google.com/citations?user=6QwVKocAAAAJ&hl=id" target="_blank" rel="noopener"><span style="color: #fff121;">Google Scholar</span></a> <a href="http://index.pkp.sfu.ca/index.php/browse/index/1945" target="_blank" rel="noopener"><span style="color: #fff121;">PKP Index</span></a>, <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/20050" target="_blank" rel="noopener"><span style="color: #fff121;">Garuda</span></a>, <a href="http://isjd.pdii.lipi.go.id/" target="_blank" rel="noopener"><span style="color: #fff121;">ISJD</span></a></td> </tr> <tr> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 21.231%;"><span style="color: #fff121;">Publisher</span></td> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 177.769%;"><span style="color: #fff121;">Fakultas Pertanian<br /></span></td> </tr> <tr> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 21.231%;"><span style="color: #fff121;"><em>Website</em></span></td> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 177.769%;"><a href="https://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper" target="baru">http://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper</a></td> </tr> <tr> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 21.231%;"><span style="color: #fff121;"><em>Editor in Chie</em>f</span></td> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 177.769%;"><span style="color: #fff121;">Nurhadiah, S.P., M.Si</span></td> </tr> <tr> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 21.231%;"><span style="color: #fff121;">License</span></td> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 177.769%;"><a href="https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/" target="_blank" rel="noopener"><span style="color: #fff121;">Creative Commons Attribution 4.0 International license</span></a><a href="https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" target="_blank" rel="noopener"> (<span class="cc-license-title"><span style="color: #fff121;">Attribution 4.0 International</span> <span class="cc-license-identifier"><span style="color: #fff121;"> (CC BY 4.0)</span>.</span></span></a></td> </tr> </tbody> </table>https://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/view/1272APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR KEONG MAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG HIJAU (Solanum melongena)2024-09-12T04:28:52+00:00Martina Paskawatimartinapaskawati5@gmail.comNurhadiah Nurhadiahnurhadiah@unka.ac.idNining Sri Sukasihniningskasih@gmail.com<p>Terung (<em>Solanum melongena</em>) merupakan jenis tanaman sayuran buah yang mempunyai rasa enak untuk dikonsumsi. Untuk meningkatkan produksi terung, ketersediaan unsur hara menjadi hal yang penting dalam menunjang pertumbuhan dan produktivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian POC keong mas terhadap pertumbuhan dan hasil terung hijau serta mengetahui dosis POC keong mas yang optimum dalam memberikan pertumbuhan dan hasil tertinggi terung hijau. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dengan rancangan yang digunakan adalah pola dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan yang digunakan adalah POC keong mas yang terdiri atas 5 taraf perlakuan yang diulang sebanyak 5 kali ulangan. Adapun taraf perlakuan yang dimaksud adalah P<sub>0 </sub>= Tanpa POC keong mas (kontrol), P<sub>1 </sub>= 17,5 ml POC keong mas/L air per bedeng, P<sub>2</sub> = 35 ml POC keong mas/L air per bedeng, P<sub>3</sub> = 52,5 ml POC keong mas/L air per bedeng, P<sub>4</sub> = 70 ml POC keong mas/L air per bedeng. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah buah (buah) dan berat buah (gram). Hasil penelitian menunjukkan bahwa POC keong mas berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu. Dosis 70 ml POC keong mas/L air per bedeng (P<sub>4</sub>) menghasilkan pertumbuhan dan hasil tertinggi dengan rerata tinggi tanaman terung 62,65 cm, rerata jumlah buah 4,15 buah dan rerata berat buah 308,85 gram.</p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Martina Paskawati, Nurhadiah, Nining Sri Sukasihhttps://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/view/1262KEANEKARAGAMAN JENIS BUAH EDIBLE PADA AGROFORESTRI TEMBAWANG TAPANG TANJUNG SINTANG KALIMANTAN BARAT2024-09-09T03:37:53+00:00Ria Rosdiana Hutagaolriarosdianahutagaol@unka.ac.id<p>Keberadaan vegetasi pada agroforestri tradisional di Kalimantan Barat yang disebut tembawang dengan struktur vegetasi yang menyerupai hutan alam memiliki fungsi ekonomi dan ekologi. Tembawang terbentuk dari perladangan berpindah yang ditanami dengan berbagai jenis tanaman termasuk pohon buah-buahan yang dapat dimakan, yang dimanfaatkan secara subsisten. Namun, sebagian besar spesies buah yang dapat dimakan kurang dikenal dan kurang dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis buah edibel di Tembawang Desa Tapang Tanjung Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintag, Kalimantan Barat. Metode yang digunakan adalah metode jelajah untuk menemukan buah yang dapat dimakan di area seluas 0,5 ha dan wawancara untuk mengetahui pemanfaatan buah yang dapat dimakan dan bentuk tembawang. Bahan penelitian ini adalah tumbuhan buah edibel dan panduan wawancara. Alat yang digunakan adalah GPS, kamera, alat perekam, pita ukur, parang, tali rafia, meteran gulung, tally sheet, dan alat tulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tembawang yang ada di lokasi penelitian merupakan tembawang waris muda, yaitu tembawang yang dimiliki dan dikelola oleh 2 - 3 generasi. Terdapat 6 (enam) famili dan 8 (delapan) spesies tanaman buah yang dapat dimakan, yaitu Durian (<em>Durio zibethinus</em>) famili Lauraceae, Kemantan (<em>Mangifera torquenda</em>) famili Mangiferaceae, Mentawak (<em>Artocarpus lanceifolius</em>) famili Moraceae, Cempedak (<em>Artocarpus cempedens</em>) famili Moraceae, Embak/tampui (<em>Baccaurea grafhiti</em>) famili Pyllantthaceae, Belimbing Darah/Benit (<em>Baccaurea angulata</em>) famili Phyllanthaceae, Kubal (<em>Wilughbeia angustifolia</em>) famili Apocynaceae, dan Jengkol (<em>Pithecollobium jiringa</em>) famili Mimosaceae. Masyarakat lokal memanfaatkan buah-buahan yang dapat dimakan sebagai makanan, baik dimakan mentah atau diolah menjadi makanan ringan, atau sayuran. Tembawang merupakan pengetahuan tradisional yang diwariskan dari orang tua kepada generasi berikutnya.</p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Ria Rosdiana Hutagaolhttps://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/view/1284PENGARUH PUPUK SILIKA DAN PAKLOBUTRAZOL TERHADAP PEMBUNGAAN DAN PRODUKSI BUAH PADA TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L)2024-09-25T10:01:56+00:00Afifah Farida Jufriafifah@unram.ac.idDenisa Kartika Dewidenisa@gmail.comAnjar Pranggawan Azharipranggawan@unram.ac.idNurrachman Nurrachmannurrachman@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon pembungaan dan produksi cabai rawit terhadap pemberian pupuk silika dan paklobutrazol. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan November 2023 di Desa Selengen, Kabupaten Lombok Utara. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Faktor pertama yaitu aplikasi paklobutrazol yang terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu tanpa paklobutrazol (P0), paklobutrazol 250 ppm (P1) dan paklobutrazol 500 ppm (P2), sedangkan faktor kedua adalah aplikasi silika yang terdiri dari 2 taraf perlakuan, yaitu tanpa silika (S0) dan silika 2 ml L-, (S1). Parameter yang diamati yaitu waktu mulai berbunga, jumlah bunga, persentase <em>fruitset</em>, total buah panen per tanaman, dan bobot buah panen per tanaman. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan silika tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada waktu mulai berbunga dan jumlah bunga, tetapi memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada pembentukan <em>fruitset. Fruitset </em>tanaman dengan perlakuan silika sebesar 62.93%. Perlakukan paklobutrazol memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada waktu mulai berbunga dan persentase <em>fruitset,</em> namun tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada jumlah bunga. Fruiset tanpa paklobutrazol lebih rendah daripada tanaman dengan perlakuan paclobutrazol 250 ppm dan 500 ppm yaitu 53.92%. Total buah panen dan bobot buah panen per tanaman selama 7 kali panen pada tanaman dengan perlakuan silika memberikan hasil yang lebih tinggi daripada tanaman tanpa perlakuan silika. Tanaman yang diberikan perlakuan paklobutrazol dengan konsentrasi 250 ppm dan 500 ppm tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap total buah panen dan bobot buah panen per tanaman. Namun berbeda nyata dengan tanaman yang tidak diberikan paclobutrazol.</p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Denisa Kartika Dewi, Afifah Farida Jufri, Nurrachman, Anjar Pranggawan Azharihttps://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/view/1285PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR ECENG GONDOK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAYAM (Amaranthus sp.) 2024-10-15T02:17:31+00:00Janata Karlitusjkarlitus@gmail.comMangardi Mangardimarkmangardi1304@gmail.comRatri Yulianingsihratriyulianingsih@unka.ac.id<p>Bayam (<em>Amaranthus</em> <em>sp</em>.) merupakan salah satu tanaman sayuran daun yang cukup digemari di Indonesia dan berbagai negara tropis lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair eceng gondok terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jerora, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, mulai dari bulan Februari - April 2024 dengan menggunakan metode percobaan lapangan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 5 taraf konsentrasi perlakuan, yaitu: P0= Tanpa POC eceng gondok, P1= 200 ml POC eceng gondok/800 ml air, P2= 400 ml POC eceng gondok/600 ml air, P3= 600 ml POC eceng gondok/400 ml air, P4= 800 ml POC eceng gondok/200 ml air. Variabel pengamatan dalam penelitian ini, yaitu tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), dan berat segar tanaman (g). Data yang diperoleh kemudian dianalisis sidik ragam (Anova) apabila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNJ<strong>. </strong>Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian POC eceng gondok berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan, yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat segar tanaman. Pemberian POC eceng gondok dengan konsentrasi paling tinggi, yaitu 800 ml POC eceng gondok/200 ml air menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat segar tanaman bayam paling tinggi.</p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Janata Karlitus, Mangardi Mangardi, Ratri Yulianingsihhttps://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/view/1286PENGARUH PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) REBUNG BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG UNGU (Solanum melongena L)2024-09-26T14:38:43+00:00Syarif Nizar Kartananizarngael21@gmail.comMangardi Mangardimarkmangardi1304@gmail.comDonni Darmawandonnidarmawan@gmail.com<p>Tanaman terung ungu merupakan salah satu jenis sayuran buah yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan namun produksinya di Kabupaten Sekadau semakin tahun semakin menurun yang diakibatkan jenis tanah tempat untuk budidaya sebagian besar adalah dari jenis PMK yang kurang unsur hara dan mikroorganisme sehingga kurang mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman terung ungu. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi tersebut adalah dengan memberikan MOL dari rebung bambu karena mudah diperoleh dan memiliki berbagai mikroorganisme yang dapat membantu ketersediaan unsur hara serta zat pengatur tumbuh seperti auksin dan sitokinin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan perlakuan yang paling baik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan. Rancangan yang digunakan adalah pola dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan pemberian MOL rebung bambu yang terdiri dari 5 taraf perlakuan, yaitu: M<sub>0</sub> = Tanpa MOL rebung bambu, M<sub>1</sub> = MOL rebung bambu 125 ml/875 ml air, M<sub>2</sub> = MOL rebung bambu 250 ml/750 ml air, M<sub>3</sub> = MOL rebung bambu 375 ml/625 ml air, M<sub>4</sub> = MOL rebung bambu 500 ml/500 ml air. Masing-masing perlakuan diulang 5 kali. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah buah, dan berat buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MOL rebung bambu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil terung ungu. Pertumbuhan dan hasil terbaik dalam penelitian ini adalah pemberian MOL rebung bambu 500 ml/500 ml air yang menghasilkan rerata tinggi tanaman 94,55 cm, rerata jumlah buah 5,70 buah, rerata berat buah 462,05 gram.</p>2024-10-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Syarif Nizar Kartana, Mangardi, Donni Darmawan