PIPER
https://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper
<p>PIPER merupakan salah satu media/wadah untuk mengembangkan kemampuan ilmiah civitas akademika Fakultas Pertanian, terutama kemampuan berkomunikasi secara tertulis sesuai kaidah-kaidah ilmiah.</p> <p> </p> <table style="width: 100%;" cellspacing="0" cellpadding="0" align="left"> <tbody> <tr> <td style="height: 30px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: center; background-color: #008000; width: 199%;" colspan="3"><span style="color: #fff;"><strong>..:: <span class="VIiyi" lang="en"><span class="JLqJ4b ChMk0b" data-language-for-alternatives="en" data-language-to-translate-into="id" data-phrase-index="0" data-number-of-phrases="1">Journal Identity</span></span> ::..<br /></strong></span></td> </tr> <tr> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 21.231%;"><span style="color: #fff121;">Title</span></td> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 177.769%;"><span style="color: #fff121;">PIPER<br /></span></td> </tr> <tr> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 21.231%;"><span style="color: #fff121;">ISSN</span></td> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 177.769%;"><a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1613959217&1&&" target="_blank" rel="noopener"><span style="color: #fff121;">2775-5738 (Online - Elektronik)</span></a></td> </tr> <tr> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 21.231%;"><span style="color: #fff121;">Issue Frequency</span></td> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 177.769%;"><span style="color: #fff121;">2 times in 1 year, namely in April and October </span></td> </tr> <tr> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 21.231%;"><span style="color: #fff121;">DOI Prefiks</span></td> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 177.769%;"><span style="color: #fff121;">https://doi.org/10.51826</span></td> </tr> <tr> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 21.231%;"><span style="color: #fff121;">Indexing</span></td> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 177.769%;"><a href="https://scholar.google.com/citations?user=6QwVKocAAAAJ&hl=id" target="_blank" rel="noopener"><span style="color: #fff121;">Google Scholar</span></a> <a href="http://index.pkp.sfu.ca/index.php/browse/index/1945" target="_blank" rel="noopener"><span style="color: #fff121;">PKP Index</span></a>, <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/20050" target="_blank" rel="noopener"><span style="color: #fff121;">Garuda</span></a>, <a href="http://isjd.pdii.lipi.go.id/" target="_blank" rel="noopener"><span style="color: #fff121;">ISJD</span></a></td> </tr> <tr> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 21.231%;"><span style="color: #fff121;">Publisher</span></td> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 177.769%;"><span style="color: #fff121;">Fakultas Pertanian<br /></span></td> </tr> <tr> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 21.231%;"><span style="color: #fff121;"><em>Website</em></span></td> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 177.769%;"><a href="https://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper" target="baru">http://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper</a></td> </tr> <tr> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 21.231%;"><span style="color: #fff121;"><em>Editor in Chie</em>f</span></td> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 177.769%;"><span style="color: #fff121;">Nurhadiah, S.P., M.Si</span></td> </tr> <tr> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 21.231%;"><span style="color: #fff121;">License</span></td> <td style="height: 25px; vertical-align: middle; border-bottom: 1px solid #ffffff; text-align: left; background-color: #006599; width: 177.769%;"><a href="https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/" target="_blank" rel="noopener"><span style="color: #fff121;">Creative Commons Attribution 4.0 International license</span></a><a href="https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" target="_blank" rel="noopener"> (<span class="cc-license-title"><span style="color: #fff121;">Attribution 4.0 International</span> <span class="cc-license-identifier"><span style="color: #fff121;"> (CC BY 4.0)</span>.</span></span></a></td> </tr> </tbody> </table>Universitas Kapuasen-USPIPER1907-0403APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR KEONG MAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG HIJAU (Solanum melongena)
https://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/view/1272
<p>Terung (<em>Solanum melongena</em>) merupakan jenis tanaman sayuran buah yang mempunyai rasa enak untuk dikonsumsi. Untuk meningkatkan produksi terung, ketersediaan unsur hara menjadi hal yang penting dalam menunjang pertumbuhan dan produktivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian POC keong mas terhadap pertumbuhan dan hasil terung hijau serta mengetahui dosis POC keong mas yang optimum dalam memberikan pertumbuhan dan hasil tertinggi terung hijau. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dengan rancangan yang digunakan adalah pola dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan yang digunakan adalah POC keong mas yang terdiri atas 5 taraf perlakuan yang diulang sebanyak 5 kali ulangan. Adapun taraf perlakuan yang dimaksud adalah P<sub>0 </sub>= Tanpa POC keong mas (kontrol), P<sub>1 </sub>= 17,5 ml POC keong mas/L air per bedeng, P<sub>2</sub> = 35 ml POC keong mas/L air per bedeng, P<sub>3</sub> = 52,5 ml POC keong mas/L air per bedeng, P<sub>4</sub> = 70 ml POC keong mas/L air per bedeng. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah buah (buah) dan berat buah (gram). Hasil penelitian menunjukkan bahwa POC keong mas berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu. Dosis 70 ml POC keong mas/L air per bedeng (P<sub>4</sub>) menghasilkan pertumbuhan dan hasil tertinggi dengan rerata tinggi tanaman terung 62,65 cm, rerata jumlah buah 4,15 buah dan rerata berat buah 308,85 gram.</p>Martina PaskawatiNurhadiah NurhadiahNining Sri Sukasih
Copyright (c) 2024 Martina Paskawati, Nurhadiah, Nining Sri Sukasih
2024-10-302024-10-3020211612710.51826/piper.v20i2.1272KEANEKARAGAMAN JENIS BUAH EDIBLE PADA AGROFORESTRI TEMBAWANG TAPANG TANJUNG SINTANG KALIMANTAN BARAT
https://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/view/1262
<p>Keberadaan vegetasi pada agroforestri tradisional di Kalimantan Barat yang disebut tembawang dengan struktur vegetasi yang menyerupai hutan alam memiliki fungsi ekonomi dan ekologi. Tembawang terbentuk dari perladangan berpindah yang ditanami dengan berbagai jenis tanaman termasuk pohon buah-buahan yang dapat dimakan, yang dimanfaatkan secara subsisten. Namun, sebagian besar spesies buah yang dapat dimakan kurang dikenal dan kurang dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis buah edibel di Tembawang Desa Tapang Tanjung Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintag, Kalimantan Barat. Metode yang digunakan adalah metode jelajah untuk menemukan buah yang dapat dimakan di area seluas 0,5 ha dan wawancara untuk mengetahui pemanfaatan buah yang dapat dimakan dan bentuk tembawang. Bahan penelitian ini adalah tumbuhan buah edibel dan panduan wawancara. Alat yang digunakan adalah GPS, kamera, alat perekam, pita ukur, parang, tali rafia, meteran gulung, tally sheet, dan alat tulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tembawang yang ada di lokasi penelitian merupakan tembawang waris muda, yaitu tembawang yang dimiliki dan dikelola oleh 2 - 3 generasi. Terdapat 6 (enam) famili dan 8 (delapan) spesies tanaman buah yang dapat dimakan, yaitu Durian (<em>Durio zibethinus</em>) famili Lauraceae, Kemantan (<em>Mangifera torquenda</em>) famili Mangiferaceae, Mentawak (<em>Artocarpus lanceifolius</em>) famili Moraceae, Cempedak (<em>Artocarpus cempedens</em>) famili Moraceae, Embak/tampui (<em>Baccaurea grafhiti</em>) famili Pyllantthaceae, Belimbing Darah/Benit (<em>Baccaurea angulata</em>) famili Phyllanthaceae, Kubal (<em>Wilughbeia angustifolia</em>) famili Apocynaceae, dan Jengkol (<em>Pithecollobium jiringa</em>) famili Mimosaceae. Masyarakat lokal memanfaatkan buah-buahan yang dapat dimakan sebagai makanan, baik dimakan mentah atau diolah menjadi makanan ringan, atau sayuran. Tembawang merupakan pengetahuan tradisional yang diwariskan dari orang tua kepada generasi berikutnya.</p>Ria Rosdiana Hutagaol
Copyright (c) 2024 Ria Rosdiana Hutagaol
2024-10-302024-10-3020212813610.51826/piper.v20i2.1262PENGARUH PUPUK SILIKA DAN PAKLOBUTRAZOL TERHADAP PEMBUNGAAN DAN PRODUKSI BUAH PADA TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L)
https://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/view/1284
<p>Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon pembungaan dan produksi cabai rawit terhadap pemberian pupuk silika dan paklobutrazol. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan November 2023 di Desa Selengen, Kabupaten Lombok Utara. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Faktor pertama yaitu aplikasi paklobutrazol yang terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu tanpa paklobutrazol (P0), paklobutrazol 250 ppm (P1) dan paklobutrazol 500 ppm (P2), sedangkan faktor kedua adalah aplikasi silika yang terdiri dari 2 taraf perlakuan, yaitu tanpa silika (S0) dan silika 2 ml L-, (S1). Parameter yang diamati yaitu waktu mulai berbunga, jumlah bunga, persentase <em>fruitset</em>, total buah panen per tanaman, dan bobot buah panen per tanaman. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan silika tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada waktu mulai berbunga dan jumlah bunga, tetapi memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada pembentukan <em>fruitset. Fruitset </em>tanaman dengan perlakuan silika sebesar 62.93%. Perlakukan paklobutrazol memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada waktu mulai berbunga dan persentase <em>fruitset,</em> namun tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada jumlah bunga. Fruiset tanpa paklobutrazol lebih rendah daripada tanaman dengan perlakuan paclobutrazol 250 ppm dan 500 ppm yaitu 53.92%. Total buah panen dan bobot buah panen per tanaman selama 7 kali panen pada tanaman dengan perlakuan silika memberikan hasil yang lebih tinggi daripada tanaman tanpa perlakuan silika. Tanaman yang diberikan perlakuan paklobutrazol dengan konsentrasi 250 ppm dan 500 ppm tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap total buah panen dan bobot buah panen per tanaman. Namun berbeda nyata dengan tanaman yang tidak diberikan paclobutrazol.</p>Afifah Farida JufriDenisa Kartika DewiAnjar Pranggawan AzhariNurrachman Nurrachman
Copyright (c) 2024 Denisa Kartika Dewi, Afifah Farida Jufri, Nurrachman, Anjar Pranggawan Azhari
2024-10-302024-10-3020213714610.51826/piper.v20i2.1284PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR ECENG GONDOK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAYAM (Amaranthus sp.)
https://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/view/1285
<p>Bayam (<em>Amaranthus</em> <em>sp</em>.) merupakan salah satu tanaman sayuran daun yang cukup digemari di Indonesia dan berbagai negara tropis lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair eceng gondok terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jerora, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, mulai dari bulan Februari - April 2024 dengan menggunakan metode percobaan lapangan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 5 taraf konsentrasi perlakuan, yaitu: P0= Tanpa POC eceng gondok, P1= 200 ml POC eceng gondok/800 ml air, P2= 400 ml POC eceng gondok/600 ml air, P3= 600 ml POC eceng gondok/400 ml air, P4= 800 ml POC eceng gondok/200 ml air. Variabel pengamatan dalam penelitian ini, yaitu tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), dan berat segar tanaman (g). Data yang diperoleh kemudian dianalisis sidik ragam (Anova) apabila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNJ<strong>. </strong>Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian POC eceng gondok berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan, yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat segar tanaman. Pemberian POC eceng gondok dengan konsentrasi paling tinggi, yaitu 800 ml POC eceng gondok/200 ml air menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat segar tanaman bayam paling tinggi.</p>Janata KarlitusMangardi MangardiRatri Yulianingsih
Copyright (c) 2024 Janata Karlitus, Mangardi Mangardi, Ratri Yulianingsih
2024-10-302024-10-3020214715710.51826/piper.v20i2.1285PENGARUH PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) REBUNG BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG UNGU (Solanum melongena L)
https://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/view/1286
<p>Tanaman terung ungu merupakan salah satu jenis sayuran buah yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan namun produksinya di Kabupaten Sekadau semakin tahun semakin menurun yang diakibatkan jenis tanah tempat untuk budidaya sebagian besar adalah dari jenis PMK yang kurang unsur hara dan mikroorganisme sehingga kurang mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman terung ungu. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi tersebut adalah dengan memberikan MOL dari rebung bambu karena mudah diperoleh dan memiliki berbagai mikroorganisme yang dapat membantu ketersediaan unsur hara serta zat pengatur tumbuh seperti auksin dan sitokinin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan perlakuan yang paling baik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan. Rancangan yang digunakan adalah pola dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan pemberian MOL rebung bambu yang terdiri dari 5 taraf perlakuan, yaitu: M<sub>0</sub> = Tanpa MOL rebung bambu, M<sub>1</sub> = MOL rebung bambu 125 ml/875 ml air, M<sub>2</sub> = MOL rebung bambu 250 ml/750 ml air, M<sub>3</sub> = MOL rebung bambu 375 ml/625 ml air, M<sub>4</sub> = MOL rebung bambu 500 ml/500 ml air. Masing-masing perlakuan diulang 5 kali. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah buah, dan berat buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MOL rebung bambu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil terung ungu. Pertumbuhan dan hasil terbaik dalam penelitian ini adalah pemberian MOL rebung bambu 500 ml/500 ml air yang menghasilkan rerata tinggi tanaman 94,55 cm, rerata jumlah buah 5,70 buah, rerata berat buah 462,05 gram.</p>Syarif Nizar KartanaMangardi MangardiDonni Darmawan
Copyright (c) 2024 Syarif Nizar Kartana, Mangardi, Donni Darmawan
2024-10-302024-10-3020215816910.51826/piper.v20i2.1286PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS SOLID DAN POC BATANG PISANG PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL SAWI HIJAU
https://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/view/1283
<p>Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, memiliki potensi pertanian yang cukup besar, dengan ketersediaan lahan pertanian yang luas. Salah satu komoditas sayuran yang dapat kembangkan dan dibudidayakan di wilayah ini adalah sawi hijau (<em>Brassica juncea</em> L.) namun, kendala yang dihadapi adalah kondisi lahan pertanian yang kurang subur karena sebagian besar adalah tanah podsolik merah kuning. Salah satu upaya untuk untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produksi tanaman melalui pemberian kompos solid dan pupuk organik cair (POC) batang pisang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pemberian Kompos Solid dan POC batang pisang beserta interaksinya pada tanah PMK terhadap pertumbuhan dan hasil sawi hijau. Variabel penelitian terdiri dari dua yaitu: pemberian kompos solid dan POC batang pisang sebagai variabel bebas, tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, dan bobot segar sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen lapangan, menggunakan rancangan faktorial dengan pola dasar Rancangan Acak Kelompok. Perlakuan pada penelitian ini kompos solid dan POC batang pisang. Masing-masing faktor perlakuan terdiri dari 3 taraf yang dikombinasikan, dan 3 ulangan, yaitu: S<sub>0</sub> (tidak diberi kompos solid), S<sub>1</sub> (1,5 kg kompos solid m<sup>-1</sup>), S<sub>2</sub> (3 kg kompos solid m<sup>-1</sup>) P<sub>0</sub> (tidak diberi POC batang pisang), P<sub>1</sub> (150 ml POC batang pisang m<sup>-1</sup>), P<sub>2</sub> (300 ml POC batang pisang m<sup>-1</sup>). Data hasil pengamatan diuji dengan analisis ragam (uji F) dan dilanjutkan dengan uji <em>Duncans Multiple Range Test </em>(DMRT) selang kepercayaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian 3 kg kompos solid dan 300 ml POC batang pisang menghasilkan tinggi tanaman, luas daun, dan berat segar tertinggi</p>Markus SinagaHerlina KurniawatiLambertus Lambertus
Copyright (c) 2024 Markus Sinaga, Herlina Kurniawati, Lambertus
2024-11-282024-11-2820217017710.51826/piper.v20i2.1283PENINGKATAN PRODUKSI CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) MELALUI PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) BATANG PISANG
https://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/view/1316
<p>Produksi cabai rawit di Kabupaten Sintang masih rendah, yaitu 2,96 ton/ha. Salah satu penyebab rendahnya produksi cabai rawit adalah rendahnya kandungan bahan organik dalam tanah PMK. Kekurangan bahan organik tersebut dapat diatasi dengan pemberian pupuk organik cair batang pisang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan produksi cabai rawit melalui pemberian pupuk organik cair batang pisang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 taraf perlakuan yaitu P<sub>0</sub> = Kontrol (tanpa pemberian POC batang pisang), P<sub>1 </sub>= 200 ml POC batang pisang per liter air; P<sub>2</sub> = 400 ml liter air per liter air; P<sub>3 </sub>= 600 ml POC batang pisang per liter air; P<sub>4 </sub>= 800 ml POC batang pisang per liter air. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah buah, dan berat buah. Data dianalisis dengan Analisis Sidik Ragam dan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada selang kepercayaan 95% dan 99%. Hasil penelitian dan analisa data menunjukkan bahwa pemberian POC batang pisang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil cabai rawit. Pemberian POC batang pisang sebanyak 800 ml per liter air memberikan rata-rata pertumbuhan dan hasil tertinggi, ditunjukkan dengan tinggi tanaman 32,65 cm, rata-rata jumlah buah 18,98, dan rata-rata berat buah 60,89 gram.</p>Ratri YulianingsihMarkus SinagaHerlina KurniawatiJumanto Jumanto
Copyright (c) 2024 Ratri Yulianingsih, Markus Sinaga, Herlina Kurniawati, Jumanto
2024-11-302024-11-3020217818610.51826/piper.v20i2.1316KONTRIBUSI USAHATANI PADI SIAM KUNING TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA TAJEPAN KECAMATAN KAPUAS MURUNG KABUPATEN KAPUAS
https://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/view/1294
<p>Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui teknis budidaya padi Siam Kuning, menghitung besar biaya, penerimaan, pendapatan, dan kontribusi dari usahatani padi Siam Kuning, dan mengetahui permasalahan yang dihadapi usahatani padi Siam Kuning di Desa Tajepan Kecamatan Kapuas Murung Kabupaten Kapuas. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan Teknik observasi dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap petani padi di Desa Tajepan Kecamatan Kapuas Murung Kabupaten Kapuas. Penentuan sampel responden dilakukan secara bertahap, mengingat jumlah populasi sangat besar. Tahap pertama dilakukan secara sengaja (Purposive Sampling) dari total jumlah 150 orang petani di Desa Tajepan yang mengusahakan padi Siam Kuning. Tahap berikutnya, dari jumlah tersebut yang memenuhi semua kriteria sebanyak 40 orang lalu diambil secara acak (Simple Random Sampling) sebanyak 20 orang sebagai sampel responden (50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya eksplisit yang dikeluarkan petani di Desa Tajepan Kecamatan Kapuas Murung Kabupaten Kapuas dalam satu kali musim tanam sebesar Rp 96.913.600,- dengan rata-rata Rp 4.845.680,-/Petani/MT. Biaya Implisit yang dikeluarkan sebesar Rp 92.780.000,- dengan rata-rata Rp 4.639.000,-/Petani/MT. Produksi padi Siam Kuning sebesar 41.650 Kg dengan rata-rata sebesar 2.083 Kg/MT/Ha. Penerimaan yang didapatkan petani sebesar Rp 416.500.000,- dengan rata-rata sebesar Rp 20.825.000,-/Petani/MT. Pendapatan yang diperoleh petani sebesar Rp 319.586.320,- dengan rata-rata Rp 15.979.320,-/Petani/MT. Sementara, kontribusi pendapatan sebesar 79% terhadap total pendapatan rumah tangga petani.</p>Naufal ZhorifSuslinawati SuslinawatiAri Jumadi KirnadiIlhamiyah Ilhamiyah
Copyright (c) 2024 Naufal Zhorif, Suslinawati, Ari Jumadi Kirnadi, Ilhamiyah
2024-11-302024-11-3020218720010.51826/piper.v20i2.1294ANALISIS POTENSI EKOWISATA HUTAN ENGKULONG MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADO-ODTWA DI KABUPATEN SEKADAU KALIMANTAN BARAT
https://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/view/1311
<p>Ekowisata merupakan konsep pembangunan berkelanjutan dengan memanfaatkan jasa lingkungan dari sumber daya alam yang masih asli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi sumber daya alam pada kawasan hutan Engkulong dengan menggunakan metode deskriptif kualitaf. Teknik pengumpulan data menggunakan survei lapangan, observasi dan wawancara. Data dianalisis menggunakan Panduan Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) terhadap 8 (delapan) aspek yang didapatkan bahwa 7 (tujuh) aspek memiliki nilai interpretasi kelayakan dengan kategori tinggi, yaitu : (1) Daya tarik wisata; (2) Aksesibilitas; (3) Sarana dan prasarana; (4) Keamanan; (5) Ketersediaan air bersih; (6) Hubungan dengan objek wisata sekitar; dan (7) Kelembagaan. Selain itu, satu aspek memiliki nilai interpretasi sedang, yaitu aspek akomodasi. Sehingga Hutan Engkulong berpotensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata alam khususnya ekowisata.</p>Antonius Antonius
Copyright (c) 2024 Antonius
2024-11-302024-11-3020220121410.51826/piper.v20i2.1311SISTEM PENGELOLAAN HUTAN DESA DI PENEPIAN RAYA KABUPATEN KAPUAS HULU
https://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/view/1278
<p>Hutan Desa adalah salah satu skema pengelolaan hutan yang ditetapkan oleh KLHK agar keberadaan hutan dapat meningkatkan taraf hidup dan mensejahterakan masyarakat, khususnya masyarakat didalam dan sekitar kawasan hutan. Di desa Penepian Raya Kabupaten Kapuas Hulu terdapat Hutan Desa yang dikelola oleh LPHD Bumi Lestari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengelolaan Hutan Desa oleh LPHD Bumi Lestari. Penelitian mengunakan metode wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Responden/Informan yang menjadi sampel sebanyak 40 orang, terdiri atas 3 orang Pendamping, 3 orang Pembina dan 6 orang Pengurus Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) serta 28 orang masyarakat desa. Pelaksanaan kegiatan penelitian meliputi persiapan, survei lapangan, penentuan sampel dan responden/informan, wawancara, penyebaran kuesioner serta pengumpulan data sekunder. Hasil penelitian disimpulkan (1) Aspek perencanaan pengelolaan Hutan Desa Penepian Raya sangat baik, hasil analisis berdasarkan kriteria interpretasi, dikategorikan sangat kuat dengan persentase sebesar 82,93%; (2) Aspek organisasi kelembagaan dalam pengelolaan Hutan Desa Penepian Raya oleh LPHD sangat baik, dan dikategorikan sangat kuat dengan persentase sebesar 82,67%; (3) Aspek pelaksanaan pengelolaan Hutan Desa Penepian Raya sangat baik, dan dikategorikan sangat kuat dengan persentase sebesar 81,45% dan; (4) Aspek monitoring dan evaluasi pengelolaan Hutan Desa Penepian Raya sangat baik, dengan kategori sangat kuat dengan persentase sebesar 83,16%. Pengelolaan Hutan Desa Penepian Raya adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian kawasannya. Oleh karena diperlukan komitmen dan kesungguhan LPHD Bumi Lestari untuk mengelolanya serta diperlukan sinergitas antar lembaga/instansi untuk dapat bekerja secara kolaboratif demi mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan Hutan Desa yang terjaga.</p>AB. Wawan KurniawanMuhammad Syukur
Copyright (c) 2024 AB Wawan Kurniawan, Muhammad Syukur
2024-11-302024-11-3020221522810.51826/piper.v20i2.1278PEMANFAATAN KULIT NANAS SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa)
https://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/view/1319
<p>Tanaman pakcoy (<em>Brassica rapa</em>) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang cukup populer & banyak dikonsumsi masyarakat, serta termasuk jenis tanaman yang banyak dibudidayakan petani saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair (POC) kulit nanas terhadap pertumbuhan & hasil serta dosis POC limbah kulit nanas yang dapat menghasilkan pertumbuhan dan hasil tertinggi tanaman pakcoy. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dengan pola dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri atas 5 taraf perlakuan yaitu N<sub>0</sub>: Tidak diberi pupuk organik cair (kontrol); N<sub>1</sub>: 60 ml POC kulit nanas /L/m<sup>2</sup>; N<sub>2</sub>: 120 ml POC kulit nanas /L/m<sup>2</sup>; N<sub>3</sub>: 180 ml POC kulit nanas /L/m<sup>2</sup>; N<sub>4</sub>: 240 ml POC kulit nanas /L/m<sup>2</sup>. Masing-masing perlakuan diulang 5 kali. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm) & berat basah tanaman (gram). Untuk mengetahui pengaruh POC kulit nanas dilakukan analisis sidik ragam, dilanjutkan dengan uji DMRT pada selang kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk organik cair kulit nanas berpengaruh terhadap pertumbuhan & hasil tanaman pakcoy. Perlakuan N<sub>4 </sub>dengan 240 ml POC limbah kulit nanas /L/m<sup>2</sup> menghasilkan pertumbuhan & hasil terbaik, yang ditunjukkan dengan tinggi tanaman rata-rata 16,55 cm & berat basah tanaman 3,69 gram. Pada perlakuan ini, POC kulit nanas telah dapat meningkatkan kadar unsur hara dalam tanah sehingga dapat menunjang proses metabolisme tanaman dalam pertumbuhan & hasil tanaman pakcoy.</p>Herlina KurniawatiNurhadiah NurhadiahMeri Meri
Copyright (c) 2024 Herlina Kurniawati, Nurhadiah, Meri
2024-11-302024-11-3020222923510.51826/piper.v20i2.1319PENGARUH BOKASHI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT TERHADAP HASIL KAILAN (Brassica oleraceae L.)
https://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/view/1305
<p>Kailan merupakan salah satu produk hortikultura yang sangat diminati masyarakat karena kaya kandungan gizi, seperti mineral, vitamin B, vitamin C, serat, antioksidan, kalsium serta zat besi sehingga mempunyai potensi untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bokashi tandan kosong kelapa sawit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kailan. Penelitian ini menggunakan metode percobaan lapangan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor perlakuan yang terdiri dari 5 taraf dengan 5 kali ulangan. Faktor perlakuan pada penelitian ini adalah bokashi tandan kosong kelapa sawit yang terdiri dari 5 taraf dosis, yaitu: B0 = tidak diberi bokashi tandan kosong kelapa sawit/M<sup>2</sup>, B<sub>1</sub> = 0,75 kg bokashi tandan kosong kelapa sawit/M<sup>2</sup>, B<sub>2</sub> = 1,5 kg bokashi tandan kosong kelapa sawit/ M<sup>2</sup>, B<sub>3</sub> = 3 kg bokashi tandan kosong kelapa sawit/ M<sup>2</sup>, dan B<sub>4</sub> = 4,5 kg bokashi tandan kosong kelapa sawit/ M<sup>2</sup>. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai) dan berat basah tanaman (gram). %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bokshi tandan kosong kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat basah tanaman kailan. Pemberian bokashi tandan kosong kelapa sawit dengan dosis 1,5 kg/M<sup>2 </sup>(B<sub>2</sub>), 3 kg/M<sup>2</sup> (B<sub>3</sub>) dan 4,5 kg/M<sup>2</sup> (B<sub>4</sub>) mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah tanaman kailan.</p>Nining Sri SukasihEdrikus Tadem Kardius
Copyright (c) 2024 Nining Sri Sukasih, Edrikus Tadem Kardius
2024-12-022024-12-0220223624510.51826/piper.v20i2.1305STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DI DESA MANGGALA KECAMATAN PINOH SELATAN
https://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/view/1314
<p>Pengelolaan Hutan Rakyat memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Desa Manggala menjadi salah satu contoh lokasi yang memiliki potensi besar dalam pengelolaan Hutan Rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai persepsi masyarakat Desa Manggala terhadap pengelolaan Hutan Rakyat. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian disimpulkan bahwa :Masyarakat desa Manggala yang mengetahui Hutan Rakyat sebanyak 48 orang (33,57%), tidak tahu sebanyak 30 orang (20,98%) dan ragu-ragu sebanyak 65 orang (45,45%); Terdapat 10 orang masyarakat (6,99%) yang tidak tahu jenis tanaman pada Hutan Rakyat dan 133 orang atau (93,01%) yang tahu, 133 orang (93,01%) merasakan ada ancaman keamanan terhadap tanaman pada hutannya dan semuanya (100%); ; Masyarakat yang mau terlibat dan dilibatkan dalam kegiatan pengelolaan Hutan Rakyat adalah sebanyak 136 orang (95,10%) dan tidak tahu sebanyak 7 orang (4,90%). 143 orang (100%) masyarakat menyakini bahwa Hutan Rakyat memberikan dampak positif bagi kehidupannya, terutama sebagai tambahan pendapatan baik dari buah buahan yang dapat dijual dan dikonsumsi, maupun sebagai bahan baku untuk bangunan; Belum tersedia Peraturan Desa yang mengatur pengelolaan Hutan Rakyat di Desa Manggala. Pengelolaan dilakukan oleh masyarakat dan ditentukan sendiri sesuai dengan keinginan masing-masing, Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan Hutan Rakyat adalah sebesar 89,44% atau dikategorikan Sangat Kuat.</p>M. Kurniawan CandraSurya AspitaJoni Rupianto
Copyright (c) 2024 M. Kurniawan Candra, Surya Aspita, Joni Rupianto
2024-12-022024-12-0220224625410.51826/piper.v20i2.1314