KEANEKARAGAMAN JENIS BUAH EDIBLE PADA AGROFORESTRI TEMBAWANG TAPANG TANJUNG SINTANG KALIMANTAN BARAT

Authors

  • Ria Rosdiana Hutagaol Universitas Kapuas Sintang, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.51826/piper.v20i2.1262

Keywords:

Agroforestri tradisional, Buah edibel, Tembawang

Abstract

Keberadaan vegetasi pada agroforestri tradisional di Kalimantan Barat yang disebut tembawang dengan struktur vegetasi yang menyerupai hutan alam memiliki fungsi ekonomi dan ekologi. Tembawang terbentuk dari perladangan berpindah yang ditanami dengan berbagai jenis tanaman termasuk pohon buah-buahan yang dapat dimakan, yang dimanfaatkan secara subsisten. Namun, sebagian besar spesies buah yang dapat dimakan kurang dikenal dan kurang dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis buah edibel di Tembawang Desa Tapang Tanjung Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintag, Kalimantan Barat. Metode yang digunakan adalah metode jelajah untuk menemukan buah yang dapat dimakan di area seluas 0,5 ha dan wawancara untuk mengetahui pemanfaatan buah yang dapat dimakan dan bentuk tembawang. Bahan penelitian ini adalah tumbuhan buah edibel dan panduan wawancara. Alat yang digunakan adalah GPS, kamera, alat perekam, pita ukur, parang, tali rafia, meteran gulung, tally sheet, dan alat tulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tembawang yang ada di lokasi penelitian merupakan tembawang waris muda, yaitu tembawang yang dimiliki dan dikelola oleh 2 - 3 generasi. Terdapat 6 (enam) famili dan 8 (delapan) spesies tanaman buah yang dapat dimakan, yaitu Durian (Durio zibethinus) famili Lauraceae, Kemantan (Mangifera torquenda) famili Mangiferaceae, Mentawak (Artocarpus lanceifolius) famili Moraceae, Cempedak (Artocarpus cempedens) famili Moraceae, Embak/tampui (Baccaurea grafhiti) famili Pyllantthaceae, Belimbing Darah/Benit (Baccaurea angulata) famili Phyllanthaceae, Kubal (Wilughbeia angustifolia) famili Apocynaceae, dan Jengkol (Pithecollobium jiringa) famili Mimosaceae. Masyarakat lokal memanfaatkan buah-buahan yang dapat dimakan sebagai makanan, baik dimakan mentah atau diolah menjadi makanan ringan, atau sayuran. Tembawang merupakan pengetahuan tradisional yang diwariskan dari orang tua kepada generasi berikutnya.

References

Apuy, M., Lahjie, A. M., Simarangkir, B. D. A. S., Ruslim, Y., & Kristiningrum, R. (2017). Traditional Plants in Forest Gardens of West Kutai, Indonesia: Production and Financial sustainability. Biodiversitas, 18(3), 1207–1217. https://doi.org/10.13057/biodiv/d180345

Astiani, D., & Ripin. (2016). The Roles of Community Fruit Garden (Tembawang) on Maintaining Forest Structure, Diversity and Standing Biomass Allocation: An Alternative Effort on Reducing Carbon Emission. Biodiversitas, 17(1), 359–365. https://doi.org/10.13057/biodiv/d170148

de Foresta, H., Kusworo, A., Michon, G., & Djatmiko, W. (2000). Ketika Kebun Berupa Hutan : Agroforest Khas Indonesia Sebuah Sumbangan Masyarakat (H. de Foresta, A. Kusworo, G. Michon, & W. Djatmiko, Eds.). ICRAF Indonesia.

Gassner, A., & Dobie, P. (2023). Agroforestry: Prinsip-prinsip Desain dan Manajemen untuk Masyarakat dan Lingkungan.

Hartini, S. (2011). Tumbuhan Paku di Beberapa Kawasan Hutan di Taman Nasional Kepulauan Togean dan upaya Konservasinya di Kebun Raya Bogor. Berk. Penel. Hayati Edisi Khusus, 7A, 35–40.

Verni, A. H., Rafdinal, & Ifadatin, S. (2023). Inventarisasi Jenis Buah-Buhan Edibel di Hutan Tembawang Bukit Semahung Desa Saham Kabupaten Landak. Biologica Samudra, 5(1), 47–59. https://doi.org/10.33059/jbs.v2i1.6195

Hutagaol, R. R., & Sundi. (2021). Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Buah Edibel Pada Areal Agroforestri Tembawang Desa Bedayan Kabupaten Sintang. PIPER, 17(2), 132–136. http://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper

Marjokorpi, A., & Ruokolainen, K. (2003). The Role of Traditional Forest Gardens in the Conservation of Tree Species in West Kalimantan, Indonesia. Biodiversity and Conservation, 12(4), 799–822. https://www.scopus.com/inward/record.uri?eid=2-s2.0-0037375869&doi=10.1023%2fA%3a1022487631270&partnerID=40&md5=8c5556cb80a80a609bc36dc9175b6e9e

Mulyoutami, E., Rismawan, R., & Joshi, L. (2009). Local Knowledge and Management of Simpukng (Forest Gardens) among the Dayak People in East Kalimantan, Indonesia. Forest Ecology and Management, 257(10), 2054 – 2061. https://doi.org/10.1016/j.foreco.2009.01.042

Soeharto, B. (2010). Tembawang Bukan sekedar Sistem Agroforestri. Worldagroforestry.Org.

Sundawati, L. (2003). Tembawang : Praktek Agroforestri Khas di Kalimantan Barat. In Agroforestri di Indonesia. ICRAF Indonesia.

Suyadi, Sila, S., & Samuel, J. (2021). Nematode Diversity Indices Application to Determine the Soil Health Status of Lembo Agroecosystem in West Kutai, East Kalimantan Province, Indonesia. Biodiversitas, 22(7), 2861 – 2869. https://doi.org/10.13057/biodiv/d220737

Toni, P., Herawatiningsih, R., & Sisillia, L. (2017). Analisis Vegetasi Tumbuhan Penghasil Buah-Buahan Dalam Kawasan Tembawang Dusun Toho Raba Desa Rasan Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak (Analysis on Fruit-producing Plant Vegetations in Tembawang Area Dusun Toho Raba Desa Rasan Ngabang District Landak Regency). Jurnal Tengkawang, 7(1), 19–27.

Published

2024-10-30

Citation Check