STUDI HABITAT Amorphophallus hewittii DI KAWASAN HUTAN LINDUNG BUKIT LUIT KECAMATAN KELAM PERMAI KABUPATEN SINTANG
DOI:
https://doi.org/10.51826/piper.v21i2.1689Keywords:
Amorphophallus hewittii, Habitat, Kawasan Lindung Bukit LuitAbstract
Amorphophallus hewittii atau bunga bangkai merupakan tumbuhan liar yang memiliki keunikan, keindahan, serta peran ekologis penting seperti menarik polinator dan menjadi indikator kesehatan ekosistem hutan hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi biotik dan abiotik habitat A. hewittii yang terdapat di Kawasan Hutan Lindung Bukit Luit Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang. Metode yang digunakan adalah petak tunggal yang diletakkan secara purposive dan representatif, dengan ukuran 100 × 60 m. Pada petak tersebut dibuat 15 subpetak pengamatan untuk mengidentifikasi vegetasi pada tingkat semai, tiang, dan pohon. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 34 jenis vegetasi yang menyusun komunitas tumbuhan di sekitar A. hewittii. Struktur vegetasi yang berlapis ini mencerminkan adanya dinamika regenerasi alami dan ketersediaan naungan yang penting bagi keberlangsungan spesies pada lapisan bawah. Interaksi antara faktor biotik dan abiotik menciptakan mikrohabitat yang stabil dan sesuai bagi kelestarian A. hewittii. Selain itu dalam penelitian ini juga terlihat adanya aktivitas masyarakat di dalam kawasan hutan lindung walau saat ini bukan berupa ancaman namun harus ada pemantauan dari pihak terkait. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan terpadu oleh pemerintah, dukungan masyarakat, serta kolaborasi mitra konservasi untuk menjaga keberlanjutan sumber daya hayati dan kesejahteraan masyarakat sekitar Bukit Luit.
References
Arbain, A., Sugiarto, S., & Syah, T. . (2019). Struktur dan komposisi vegetasi di Kawasan Karst Temeang, Kecamatan Karangan, Kabupaten Kutai Timur. Pertanian Terpadu, 7(2). https://doi.org/https://doi.org/10.36084/jpt.v7i2.197
Wahyudi, A. (2019) “Kajian Populasi Dan Struktur Komposisi Vegetasi Habitat Bunga Bangkai (Amorphophallus Titanum [Becc.] Becc. Ex Arcang) Di Kawasan Hutan Bengkulu”, Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 9(2), pp. 241–257. doi:10.29244/jpsl.9.2.241-257.
Fontarum-Bulawin, N., Medecilo-Guiang, M. M., & Alejandro, G. J. D. (2024). Amorphophallus samarensis (Araceae), a new species endemic to Samar Island, Eastern Visayas, Philippines. Webbia, 79(2). https://doi.org/10.36253/jopt-16302
Jucker, T., Hardwick, S. R., Both, S., Elias, D. M. O., Ewers, R. M., Milodowski, D. T., Swinfield, T., & Coomes, D. A. (2018). Canopy Structure and Topography Jointly Constrain The Microclimate of Human-Modified Tropical Landscapes. Global Change Biology, 24(11). https://doi.org/10.1111/gcb.14415
Marsh, C. D., Hill, R. A., Nowak, M. G., Hankinson, E., Abdullah, A., Gillingham, P., & Korstjens, A. H. (2022). Measuring And Modelling Microclimatic Air Temperature In A Historically Degraded Tropical Forest. International Journal of Biometeorology, 66(6). https://doi.org/10.1007/s00484-022-02276-4
Prieto, I., Armas, C., & Pugnaire, F. I. (2019). Water Release Through Plant Roots: New Insights Into Its Consequences At The Plant And Ecosystem Level. New Phytologist, 223(1). https://doi.org/10.1111/nph.15754
Rahmadi, C. (2007). Ekosistem Karst dan Gua. Workshop Ekosistem Karst, 1–9.
Saragih, S. E., Astiani, D., dan Sisillia, L. (2015). Sebaran Populasi dan Kondisi Tempat Tumbuh Bunga Bangkai (Amorphophallus sp.) di Kawasan Hutan Kota Gunung Sari Kota Singkawang. Jurnal Hutan Lestari, 4(3), 282–291. 10.26418/jhl.v4i3.15816
Wong, S.Y., Fathiah, A.R Nor., and Hetterscheid. W.L.A., (2022). Phylogeny of Amorphophallus (Araceae) on Borneo with Notes on the Floral Biology of Three Species. Taiwania, 67(1), 55–66.
Wong, S.Y., Boyce, P.C. (2016). Studies On Schismatoglottideae (Araceae) Of Borneo LI: Ooia Revised, Including A Reconsideration Of Ooia Grabowskii. Journal of Japanese Botany, 91.
Tiara, R., Suwardi, B. A., & & Pandia, S. . (2024). Karakteristik Habitat Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum) di Ekowisata Batu Katak, Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatra Utara. Indigenous Biologi: Jurnal Pendidikan Dan Sains Biologi, 7(3). https://doi.org/10.33323/indigenous.v7i3.613









