Peran Mol Bonggol Pisang Pada Hasil Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L)

Authors

  • Ratri Ratri Yulianingsih

DOI:

https://doi.org/10.51826/piper.v16i30.387

Abstract

Tanah PMK merupakan salah satu jenis tanah yang bahan organiknya rendah. Tanah ini perlu diberi tambahan bahan organik, dan peran MOL bonggol pisang dalam proses dekomposisi bahan organik dan penyediaan nutrisi serta melancarkan penyerapan unsur hara atau nutrisi oleh akar tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran MOL bonggol pisang pada hasil tanaman kacang panjang. Penelitian ini dirancang secara eksperimen lapangan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan yang digunakan adalah MOL bonggol pisang, terdiri dari 5 (lima) taraf dan diulang sebanyak 5 kali. Taraf perlakuan terdiri dari: b0 = tanpa perlakuan (kontrol), b1 = 30 ml MOL bonggol pisang/liter air/petak, b2 = 35 ml MOL bonggol pisang/liter air/petak, b3 = 40 ml MOL bonggol pisang/liter air/petak, b4 = 45 ml MOL bonggol pisang/liter air/petak. Data dianalisis dengan uji F kemudian dilanjutkan dengan uji BNJ. Hasil penelitian menunjukan MOL bonggol pisang berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per tanaman dan berat polong per tanaman. MOL bonggol pisang sebanyak 45 ml/liter air/petak memberikan hasil terbaik dengan rerata tertinggi jumlah polong 20,8 buah dan berat polong 399 g.

References

Anonim. 2013. Mikroorganisme Lokal, Solusi Bagi Petani. https://media.neliti.com

Buckman, H., dan Brady, N.C,. 2006. Kesuburan Tanah dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung: Pustaka Buana.

Hakim.,Nursanti, I., dan Rohim, AM. 1986. Pengelolaan Kesuburan Tanah Mineral Masam Untuk Pertanian. Universitas Sriwijaya. Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.

Holt, J.G., Krieg, N.R., Sneath, P.H.A., Staley, J.T., Williams, S.T. 1994. Bergey’s Manual of determinative Bacteriology. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelpia.

Ibrahim B., 2002. Integrasi Jenis Tanaman Pohon Leguminosa Dalam Sistem Budidaya Lahan Kering dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Tanah, Erosi dan Produktifitas Lahan. https://digilib.unila.ac.id. Diakses 30 Juli 2019

Janda, J.M., Abbott, S.L. 2010. The Genus Aeromonas: Taxonomy, Pathogenicity, and Infection. Clin Microb Reviews 23(1):35-73.

Maningsih, G., dan Anas, I. 1996. Peranan Aspergillus niger dan bahan organik dalam transformasi P anorganik tanah. Dalam Pemberitaan Penelitian Tanah dan Pupuk. Badan Litbang Pertanian. Puslittanak.

Okon et al. 1976. Uji Laboratorium Azospirillium sp. yang Diisolasi dari Beberapa Ekosistem. https://media. neliti.com

Ole, M.B.B. 2013. Penggunaan Mikroorganisme Bonggol Pisang (Musa paradisiaca) Sebagai Dekomposer Sampah Organik. https://www.scribd.com

Purwasasmita, M. 2009. Mikroorganisme Lokal Sebagai Pemicu Siklus Kehidupan Dalam Bioreaktor Tanaman. Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia, 19-20 Oktober 2009.

Razie, F. 2003. Karakteristik Azotobacter spp. Dan Azospirillum spp. Dari rizosfer padi sawah di daerah dataran banjir Kalimantan Selatan dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan awal tanaman padi. https://www.researchgate.net

Suhastyo, A.A. 2011. Studi Mikrobiologi dan Sifat Kimia Mikroorganisme Lokal (MOL) Yang Digunakan Pada Budidaya Padi Metode SRI (System of Rice Intensification). https://respository.ipb.ac.id

Published

2020-06-11

Citation Check