POTENSI KARBON PADA TEGAKAN HUTAN SEKUNDER DI DESA TANJUNG LASA KABUPATEN KAPUAS HULU
DOI:
https://doi.org/10.51826/piper.v17i1.521Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai potensi karbon pada
tegakan hutan sekunder di Desa Tanjung Lasa Kecamatan Putussibau Utara Kabupaten Kapuas
Hulu. Analisis kandungan karbon tersimpan pada tegakan lakukan menggunakan metode survei
dengan cara jalur berpetak.Pengumpulan data di lapangan menggunakan meode non destructive
sampling (pengumpulan data tanpa pemanenan). Panjang jalur yang dibuat sepanjang 1000 meter
dengan jumlah jalur yang dibuat di dalam penelitian ini adalah sebanyak 4 jalur penelitian. Setiap
jarak 100 meter dibuat petak 20 x 20 m untuk tingkat pohon, 10 x 10 m untuk tingkat tiang dan 5 x
5 m untuk tingkat pancang. Peletakan jalur penelitian dilakukan secara purposive sampling
(disengaja) mulai dari 20 meter dari pinggir sungai hingga masuk kedalam sejauh 1000 m. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa potensi karbon tersimpan tegakan hutan sekunder pada tingkat
pertumbuhan pancang sebesar 18,68 ton C/ha atau setara dengan 68,54 ton CO2/ha, dengan kan
pada tingkat pertumbuhan tiang adalah sebesar 15,65 ton C/ha atau setara dengan 57,44 ton CO2/
ha, sementara pada tingkat pertumbuhan pohon sebesar 13,61, ton C/ha atau setara dengan 49,93
ton CO2/ha.
References
Anwar J, Damanik SJ, Hisyam N, Whitten AJ.
(1984). Ekologi ekosistem sumatra.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI).
(2011). Peluang dan mekanisme
perdagangan karbon hutan. Diterbitkan
oleh Asosiasi Pengusaha Hutan
Indonesia dan CER Indonesia. Jakarta.
Hairiah dan Rahayu. (2007). Pengukuran
‘karbon tersimpan’ di berbagai macam
penggunaan lahan. Bogor. Word
Agroforestry Centre.
Hardiansyah G. (2011). Potensi pemanfaatan
sistem tptii untuk mendukung upaya
penurunan emisi dari deforestasi dan
degradasi hutan (redd) (studi kasus
areal iuphhk pt. Sari bumi kusuma di
kalimantan tengah). Bogor: Sekolah
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Heriyanto NM, Subiandono E. (2012).
Komposisi dan struktur tegakan,
biomasa, dan potensi kandungan karbon
hutan mangrove di taman nasional alas
purwo. Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam. 9 (01) : 023 – 032.
Houghton, Ding, Griggs, Nouger. (2001).
Climate Changes 2001: The Scientific
Basis Cambridge University Press. 83
pp.
Katterings, Q.M., Coe, R.,Van Noordwijk, M.,
Ambagau, Y. and Palm, C. (2001).
Reducing uncertainty in the use of
allometric biomass equations for
predicting above-ground tree biomass
in mixed secondary forests. Forest
Ecology and Management 146: 199-
Kusmana C, Sabiham S, Abe K, Watanabe H.
(1992). An estimation of above ground
tree biomass of a mangrove forest in
east sumatera. Jurnal Tropics. 1 (4):143
– 257.
Mulyadi, Astiani, D. Manurung, T,F. (2017).
Potensi karbon pada tegakan hutan
mangrove di desa sebatuan kabupaten
sambas. Jurnal Hutan Lestari. 5 (3) :
– 598.
Sutaryo, D. (2009). Penghitungan Biomassa
‘Sebuah Pengantar Untuk Studi Karbon
dan Perdagangan Karbon’ Wetlands
International Indonesia Programme.
Suwarna U, Matangaran JR, Harmawan F.
(2014). kerusakan tegakan tinggal
akibat pemanenankayu di hutan alam
rawa gambut. Jurnal Manusia dan
Lingkungan 21(01) : 83-89.