IDENTIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN PADA SUB DAS SEPAUK DAS KAPUAS KALIMANTAN BARAT
DOI:
https://doi.org/10.51826/piper.v19i2.918Keywords:
Penggunaan Lahan, Sub DAS Sepauk, SintangAbstract
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu ekosistem yang kompleks, dimana komponen didalamnya tidak hanya berupa komponen fisik biotik namun juga mencakup komponen sosial (masyarakat). DAS Kapuas merupakan DAS penting dan unik yang secara admisitratif terletak di Kalimantan Barat, dan salah satu Sub DAS yang terdapat didalamnya adalah Sub DAS Sepauk yang secara administratif sebagian besar wilayahnya terdapat di Kabupaten Sintang. Sub DAS Sepauk merupakan salah satu Sub DAS bagian hulu, dengan luas yaitu 123.238,33 hektar, berbentuk memanjang dengan pola aliran dendritik. Sub DAS Sepauk tidak terlepas dari berbagai aktivitas penggunaan lahan oleh masyarakat, yang cenderung merubah tutupan lahan yang berbentuk vegetasi hutan menjadi non-hutan. Penelitian ini dilaksanakan pada Sub DAS Sepauk Kalimantan Barat pada bulan Januari sampai dengan Maret 2023. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tipe atau bentuk penggunaan lahan (land use) pada Sub DAS Sepauk, DAS Kapuas, Kalimantan Barat. Dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat berupa informasi aktual terkait penggunaan lahan khususnya pada Sub DAS Sepauk yang menjadi bagian dari DAS Kapuas, sehingga secara praktis dapat bermanfaat dalam rangka pengelolaan DAS Kapuas Kalimantan Barat. Analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis spasial dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG), untuk mendapatkan Peta Sub DAS Sepauk dan Peta Penggunaan Lahan pada Sub DAS Sepauk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lahan pada Sub DAS Sepauk didominasi oleh Pertanian Lahan Kering Campuran dengan luas 9.4231,41 ha (76,46 %), diikuti oleh Hutan Lahan Kering Primer dengan luas 10,350,90 ha ( 8,40 %) dan Hutan Lahan Kering Sekunder dengan luas 9.490,06 (7,70 %).
References
Arsyad, S. (2012). Konservasi Tanah dan Air (Second). IPB Press.
Asdak, C. (2020). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. UGM Press.
Auliyani, D. (2017). Daerah Bahaya Banjir Di Sub Daerah Aliran Sungai Sepauk dan Tempunak, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, 1(2), 83–95. https://doi.org/10.20886/jppdas.2017.1.2.83-95
BPDASHL Kapuas. (2019). Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Kapuas Sub DAS Sepauk dan Sub DAS Tempunak-Tahun 2019.
Fitri, R., Permatasari Putri Hartoyo, A., Intan Mangunsong, N., & satriawan, H. (2020). Pengaruh Agroforestri Terhadap Kualitas Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu, Jawa Barat (Impact of agroforestry on the quality of Ciliwung Hulu Watershed, West Java). Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, 4(2), 173–186. https://doi.org/10.20886/jppdas.2020.4.2.173-186
Ginting, F. B., Suryatmojo, H., & Widiyatno. (2022). Location Determination of Critical Land Indicative as Basis for Forest and Land Rehabilitation in Merawu Watershed, Banjarnegara District. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 985(1). https://www.scopus.com/inward/record.uri?eid=2-s2.0-85126483190&doi=10.1088%2f1755-1315%2f985%2f1%2f012036&partnerID=40&md5=b53fbce9e8316eb257885f40878c75a5
Isnurdiansyah, Amaruzaman, S., Lusiana, B., & Leimona, B. (2021). Dinamika dan Visi Penggunaan Lahan Petani di Pagar Alam. World Agroforestry (ICRAF) Indonesia.
Juniyanti, L., Prasetyo, L. B., Aprianto, D. P., Purnomo, H., & Kartodihardjo, H. (2020). Perubahan Penggunaan dan Tutupan Lahan, Serta Faktor Penyebabnya di Pulau Bengkalis, Provinsi Riau (periode 1990-2019). Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 10(3), 419–435. https://doi.org/10.29244/jpsl.10.3.419-435
Kusumandari, A., & Nugroho, P. (2015). Land Capability Analysis Based on Hydrology and Soil Characteristics for Watershed Rehabilitation. Procedia Environmental Sciences, 28, 142–147. https://doi.org/10.1016/j.proenv.2015.07.020
Pramulya, M., Gandasasmita, K., & Tjahjono, B. (2011). Kajian Geomorfologi, Bahaya Dan Risiko Banjir, Serta Aplikasinya Untuk Evaluasi Tata Ruang Kota Sintang (Geomorphological Study of Sintang City, Flood Hazard and Risk, and Land Use Planned Evaluation). J. Tanah Lingk, 13(2), 63–71.
Putra, P. B., Auliyani, D., & Adi, R. N. (2022). Sintang Regency Flood Analysis of 2021. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1109(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/1109/1/012020
Ramdhan Olii, M., & Ichsan, I. (2020). Assessment of Critical Land using Geographic Information Systems - A Case Study of Limboto Watershed, Gorontalo. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 437(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/437/1/012053
Soerryamassoeka, S. B., Triweko, R. W., Yudianto, D., & Tini, K. (2018). Challenges of integrated water resources management in Kapuas River basin. Proceedings - International Association for Hydro-Environment Engineering and Research (IAHR)-Asia Pacific Division (APD) Congress: Multi-Perspective Water for Sustainable Development, IAHR-APD 2018, 2, 867–872. https://www.scopus.com/inward/record.uri?eid=2-s2.0-85064006622&partnerID=40&md5=6692b73281a4be2dba02a8b3e129079e
Suryadi, E., Kendarto, D. R., Amaru, K., & Syahputri, G. I. (2020). Identification of the Critical Level of Water Recharge area in the Citarik Subwatershed. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 443(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/443/1/012093
Suryatmojo, H., & Kosugi, K. (2021). River buffer effectiveness in controlling surface runoff based on saturated soil hydraulic conductivity. Water (Switzerland), 13(17). https://doi.org/10.3390/w13172383
Wahyunto, & Dariah, A. (2014). Degradasi Lahan di Indonesia: Kondisi Existing, Karakteristik, dan Penyeragaman Definisi Mendukung Gerakan Menuju Satu Peta Indonesian Degraded Peatland: Existing Condition, Its Characteristics and Standardized Definition to Support One Map Policy Movement. Jurnal Sumberdaya Lahan, 8(2), 81–93.